anggg

Sabtu, 10 September 2011

motor antik

PS '89 orisinil, kondisi mesin masih bagus.

SUPER '68

CB '76 (tanky orisinil, askruk, seker & blog tiger {standar}

Jumat, 09 September 2011

Pantai Cacalan

Pantai cacalan, terletak di Jl. Yos sudarso, Banyuwangi, Jawa Timur. Ketika sampai di pantai cacalan rasanya tidak ada hal yang berbeda dengan pantai lainnya. Namun pantai cacalan menyajikan keasrian yang tidak kalah dengan pantai lainnya. Kita bisa menikmati pemandangan pulau Bali di sebrang lautan. Info lebih lanjut,, dateng aja sendiri ke sini.



Selasa, 16 Agustus 2011

Lomba Debat

Pada tanggal 13 Agustus 2011, FISIP UNEJ mengadakan lomba debat antar program studi. Ada 8 program studi yang di ikutkan lomba debat FISIP.UNEJ, yaitu Hubungan Internasional (HI), Administrasi Negara (AN), Administrasi Niaga (ANI). Kesejahteraan Sosial (KS), Sosiologi (SOS), Perpajakan, dan Pariwisata (PW). Materi yang di perdebatkan adalah nasionalisme, pasar bebas, dan globalisasi. Namun dikarenakan waktunya tidak cukup materi yang diperdebatkan hanya nasionalisme saja. Tidak lama lomba ini dimulai, para wakil program studi mulai saling menyerang dengan pendapat-pendapat tajamnya. Perlombaan pun semakin seru ketika wakil dari program studi Sosiolog (SOS) berpendapat bahwa nasionalisme itu tidak penting bagi rakyat indonesia dikarenakan masih banyaknya rakyat Indonesia yang serba kekurangan, dan masih carut marutnya pemerintahan di Indonesia. Wakil program studi lainnya tidak mau ketinggalan, mereka terus menerus menyerang program studi Sosiologi. Namun, program studi Sosiologi tetap bersikeras bahwa nasionalisme sudah tidak penting lagi di zaman sekarang ini. Perdebatan pun semakin seru, teman-teman yang di belakang pun tidak mau ketinggalan untuk menyampaikan pendapat-pendapat mereka.

Sabtu, 06 Agustus 2011

Perjalanan ke Gunung raung

Gunung Raung merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia dan mempunyai ketinggian setinggi 3,332 meter. Gunung Raung mempunyai kaldera yang terdapat di puncak gunung raung. Kaldera tersebut menjadi daya tarik utama "mengapa raung harus di daki?". Ada banyak cara untuk menuju ke puncak raung. Di sini saya akan menjelaskan jalur Sumber Wringin (Bondowoso).

Sebelum kita menuju ke jalur pendakian, ada hal-hal penting yang harus diperhatikan. Di gunung raung tidak ada sumber air, agar disiapkan lebih banyak lagi persediaan air (kalo bisa 6 liter per orang). Yang lainnya tinggal disesuaikan dengan kebutuhan anda.

Pertama, pendaki harus lapor di bascamp (Sumber Wringin). Di sana kita bisa menginap, lalu keesokan harinya di lanjutkan perjalanan menuju pondok Motor selama 3-4 jam. Di pondok Motor kita bisa beristirahat untuk sarapan. Lalu di lanjutkan menuju pondok Sumur. Nah, sebelum memasuki hutan perlu diperhatikan untuk pendaki bahwa banyak jalan bercabang sebelum memasuki hutan. Setelah meliwati jalan bercabang maka sampailah kita di hutan, perjalanan menuju pondok Sumur memakan waktu 8-9 jam. Sesampainya di pondok Sumur pendaki bisa mendirikan camp di sini, saya sarankan jika anda mendirikan camp di pondok Sumur dan melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Kenapa pos ini di nmai pondok Sumur? konon di pondok ini terdapat sumur tua yang di huni oleh petapa sakti yang katanya dia masih hidup di dalam sumur sana. Keesokan harinya perjalanan di lanjutkan menuju pondok Tonyok. Perjalanan menuju pondok Tonyok memakan waktu 2 jam. Lalu di lanjutkan menuju ke pondok Demit, lama perjalanan 1 jam. Perjalanan di lanjutkan menuju ke pondok Mayit, perjalanan menuju pondok Mayit memakan waktu 1,5 jam. Lalu perjalanan ke pondok terakhir yang bisa didirikan camp, yaitu pondok Angin. Perjalanan memakan waktu 1,5 jam. Pendaki akan di suguhi pemandangan indah di pondok Angin, serta suara angin yang meraung-raung. Oleh sebab itu gunung ini disebut gunung raung. Keesokan harinya sebelum pendaki melanjutkan perjalanan ke puncak raung, pendaki dapat melihat pemandangan pagi yang menakjubkan, karena awan belum ada di pagi hari. Perjalanan di lanjutkan menuju puncak raung, lama perjalanan memakan waktu 1,5 jam. Di pertebgahan perjalanan pendaki akan menemui monumen kecil-kecilan yang di terdapat nama seorang pendaki yang meninggal di puncak raung. Setelah itu sampailah pendaki di puncak Raung. Tidak di anjurkan untuk menuruni kaldera, karena sangat berbahaya.